News and Blog

Menyemarakkan Dies Natalis Ke-4, Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia Adakan Seminar Daring

sedar1-1 (1)
BeritaKegiatanSeminar

Menyemarakkan Dies Natalis Ke-4, Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia Adakan Seminar Daring

Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) mengadakan seminar daring dalam rangka Dies Natalis ke-4 pada tanggal 15 Juli 2020 dengan tema Reformasi Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Sustainable Environmental Management Reform). Acara seminar diawali dengan sambutan oleh Direktur SIL UI, Dr. Emil Budianto. Dalam sambutannya, Beliau menjelaskan secara singkat sejarah SIL UI dimulai dari pendirian Pusat Studi Ilmu Lingkungan (PSIL) pada tahun 1979-1982, setelah itu berdiri Fakultas Pascasarjana, kemudian berubah nama menjadi Program Pascasarjana yang mengelola mahasiswa Program Magister dan Program Doktor seluruh fakultas di UI. Pada tahun 2000 Program Studi yang bersifat monodisiplin beralih ke Fakultas, sedangkan Program Studi yang multidisiplin/kajian (termasuk PSIL) tetap berada di bawah pengelolaan Program Pascasarjana UI. Program Magister dan Doktor Ilmu Lingkungan UI terus berkembang hingga Sekolah Ilmu Lingkungan UI resmi dibentuk dan pada tanggal 2 Juli 2020, saat ini SIL-UI memperingati Dies Natalisnya yang ke-4.

Seminar yang dihadiri sekitar 4800 peserta secara virtual melalui zoom dan streaming YouTube ini dibuka oleh Rektor Universitas Indonesia periode 2019-2024, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D. Beliau berharap adanya seminar ini dapat menunjukkan kontribusi UI khususnya SIL dalam  pengembangan  pemikiran dan kebijakan yang nyata bagi pembangunan lingkungan di  Indonesia.

Seminar daring kali ini diisi oleh dua keynote speakers yaitu Prof. Emil Salim dan Dr. Raldi Hendrotoro Koestoer, M.Sc., Ph.D. dimoderatori oleh Ketua Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Dr. Hayati Sari Hasibuan. Prof. Emil Salim, dalam pemaparannya, menekankan tentang urgensi pendidikan dan ilmu pengetahuan yang menjadi cikal bakal terciptanya pembangunan yang berkelanjutan. Peradaban manusia ditentukan oleh pendidikan dan platform pendidikan akan mempengaruhi peradaban. Dengan meneladani perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid dan Al-Makmun, terdapat beberapa poin penting yang hilang dalam proses pembangunan peradaban yang berkembang saat ini. Poin tersebut berupa tujuan dari ilmu pembangunan, diantaranya adalah untuk menciptakan manusia yang berketuhanan, membangun kesejahteraan rakyat sehingga bebas dari kemiskinan dan ketimpangan antar anggota bangsa, serta mencerdaskan masayarakat dengan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk kemanusiaan dan peradaban bangsa. Sehingga dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari ilmu adalah untuk diamalkan dan pengamalan ilmu tersebut merupakan bentuk pengabdian kepara Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini menjadi bekal SIL dan Bangsa Indonesia pada umumnya untuk mengarahkan kembali esensi dari pembangunan yang baik.

Dr. Raldi Hendrotoro Koestoer, M.Sc., Ph.D. sebagai pembicara kedua memaparkan tentang pengelolaan lingkungan hidup dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia pada masa pandemi COVID-19. Fenomena pandemi ini memunculkan berbagai permasalahan, diantaranya adalah terjadi PHK besar-besaran untuk menekan biaya produksi. Kemenko menyebut PHK besar-besaran terjadi di perkotaan dan industri mencapai 1.7 juta tenaga kerja. Selain itu, masalah lain yang timbul akibat pandemi COVID-19 ini adalah meningkatnya timbulan sampah akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan sampah medis. KLHK memperkirakan produksi sampah infeksius akan meningkat 30 persen selama pandemi. Berdasarkan data-data tersebut, muncul sebuah gagasan untuk memasukkan program edukasi pengelolaan lingkungan dalam pembinaan pra-kerja. Sehingga karyawan korban PHK dapat diakseskan pada program prakerja yang bersifat edukasi ramah lingkungan. Beliau juga merekomendasikan agar konsep ramah lingkungan juga dikembangkan mulai dari lingkup keluarga, agar terciptanya kegiatan work and school from home yang ramah lingkungan.

Prof. Tommy Purwaka menanggapi pemaparan kedua keynote speakers untuk membuka diskusi dengan pernyataan bahwa saat ini kita butuh SDM yang berkarakter. Tetapi hal yang menggelitik saat ini adalah karakter guru dan dosen telah bergeser dari pendidik menjadi pegawai. Hal ini menyebabkan tujuan pembentukan SDM yang berkarakter tersebut tidak tercapai. Oleh karena itu, reformasi pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan oleh SDM yang berkarakter diharapkan akan terus ditingkatkan.

Sebagai penutup, Dr. Hayati Sari Hasibuan selaku moderator menyampaikan bahwa seminar ini merupakan seri pertama yang diselenggarakan oleh SIL UI. Kedepannya, akan diadakan seminar daring rutinan yang diadakan dua pekan sekali dengan membahas tema menarik lainnya.

(reporter: Kunny)